Sahabat nabi (diambil dari syiahnews.wordpress.com)

MENELADANI PARA SAHABAT MEMILIH SYI’AH SEBAGAI MADZHAB
Landasan Syiah dalam Periwayatan Ahlu Sunnah(2)
Bismillhirrahmanirahim
Allhumma sholi ala muhammad wa ali muhammad
Pendahuluan
Sebelumnya telah diuraikan sejarah kelahiran syi’ah, artikel ini merupakan kelanjutan dari artikel sebelumnya [1]  yang  mengulas secara difinitif tentang siapakah sahabat-sahabat  Rasulullah SAW yang kemudian disebut sebagai syi’ah awal.  Saya pribadi memandang perlu untuk menuliskannya, agar  konstruksi sejarah syiah dapat dilihat secara utuh, keutuhanya terlihat dari relasi kesaling hubungan antara doktrin [2] dan pelaku yang ditunjukan secara difintif siapakah sebetulnya para syi’ah awal itu [3].
Para syi’ah awal
Mengutip dari hadis yang diriwayatkan oleh Al Hafizh Abu Na’im, [4]  yang meriwayatkan dengan sanad dari Ibnu Abbas, ketika turun ayat yang mulia :” Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh  mereka itu sebaik-baik makhluk” (QS.AlBayyinah: 7-8), kemudian Rasulullah saw bersabda kepada Ali bin Abi Thalib, “Wahai Ali, itu adalah engkau dan syi’ahmu…” Manifestasi pengejawantahan syi’ah awal ini muncul usai wafatnya Rasulullah SAW, sebagai bentuk loyalitas dan kepatuhan  para sahabat kepada Rasulullah SAW yang telah menetapkan Ali Bin Abi Talib (Ahlul Ba’it Rasulullah  SAW dan Itrah Rasulullah SAW ) – di Ghadir Kum – sebagai yang harus di patuhi pasca beliau SAW tiada.
Seorang ulama ahlu sunnah bernama Abu Hatim ar Razi  dalam kitabnya al Zinah , menuliskan, nama pertama yang diberikan dalam Islam sebagai julukan bagi sekelompok orang  pada masa Rasulullah SAW masih hidup sebagi Syi’ah adalah  (1) Abu Dzar Al Ghifari,  (2) Salman al Farisi,  (3) Al Miqdad bin al Aswad al Kindi (4) ‘Ammar bin Yasir. Ayatullah  Sayyid Muhammad al Musawi mengomentari hal tersebut sebagi berikut, …mereka adalah sahabat yang ikhlas, mereka mendengar Nabi SAW bersabda, “Syiah Ali adalah makhluk terbaik dan  mereka adalah orang-orang yang beroleh kemenangan “, oleh karena itu mereka bangga menjadi bagian dari makhluk terbaik itu, dan mereka dikenal dikalangan sahabat dengan julukan syi’ah.  Di berbagai kesempatan Rasulullah SAW banyak memuji  ke empat  sahabat –syi’ah awal- tersebut, diantaranya :
1.    Sunan Tirmidzi 5/636 no 3718  menuliskan Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW mengatakan kalau Allah SWT memerintahkan Beliau untuk mencintai empat orang sahabat dan Rasulullah SAW juga diberitahu bahwa Allah SWT mencintai keempat sahabat tersebut. Para sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW siapakah keempat sahabat yang mendapat keistimewaan seperti itu. Rasulullah SAW menyebutkan bahwa mereka adalah Ali RA, Abu Dzar RA, Miqdad bin Aswad RA, dan Salman Al Farisi RA. Hadis ini diriwayatkan dalam,. Berikut hadis riwayat Tirmidzi :حدثنا إسماعيل بن موسى الفزاري ابن بنت السدي حدثنا شريك عن أبي ربيعة عن ابن بريدة عن أبيه قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم إن الله أمرني بحب أربعة وأخبرني أنه يحبهم قيل يا رسول الله سمهم لنا قال علي منهم يقول  ذلك ثلاثا و أبو ذر المقداد و سلمان أمرني بحبهم وأخبرني أنه يحبهم   Telah menceritakan kepada kami Ismail bin Musa Al Fazari Ibnu binti As Suddi yang berkata telah menceritakan kepada kami Syarik dari Abi Rabi’ah dari Ibnu Buraidah dari Ayahnya yang berkata “Rasulullah SAW bersabda ‘Sesungguhnya Allah SWT telah memerintahkanKu untuk mencintai Empat orang dan Allah SWT memberitahuKu bahwa Dia pun mencintai Mereka. Para sahabat bertanya “Ya Rasulullah SAW tolong sebutkan nama-nama mereka”. Rasulullah SAW bersabda “Ali diantaranya (Beliau menyebutkan itu tiga kali) kemudian Abu Dzar, Miqdad dan Salman. Allah SWT memerintahkanKu untuk mencintai Mereka dan Allah SWT memberitahuKu bahwa Dia pun mencintai Mereka.
2.    Sunan Ibnu Majah 1/53 no 149  (Dengan redaksi sama dengan di atas) حدثنا إسماعيل بن موسى الفزاري ابن بنت السدي حدثنا شريك عن أبي ربيعة عن ابن بريدة عن أبيه قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم إن الله أمرني بحب أربعة وأخبرني أنه يحبهم قيل يا رسول الله سمهم لنا قال علي منهم يقول ذلك ثلاثا و أبو ذر المقداد و سلمان أمرني بحبهم وأخبرني أنه يحبهم  Telah menceritakan kepada kami Ismail bin Musa Al Fazari Ibnu binti As Suddi yang berkata telah menceritakan kepada kami Syarik dari Abi Rabi’ah dari Ibnu Buraidah dari Ayahnya yang berkata “Rasulullah SAW bersabda ‘Sesungguhnya Allah SWT telah memerintahkanKu untuk mencintai Empat orang dan Allah SWT memberitahuKu bahwa Dia pun mencintai Mereka. Para sahabat bertanya “Ya Rasulullah SAW tolong sebutkan nama-nama mereka”. Rasulullah SAW bersabda “Ali diantaranya (Beliau menyebutkan itu tiga kali) kemudian Abu Dzar, Miqdad dan Salman. Allah SWT memerintahkanKu untuk mencintai Mereka dan Allah SWT memberitahuKu bahwa Dia pun mencintai Mereka.
3.    Musnad Ahmad 5/351 no 23018 (Dengan redaksi sama dengan  no 1) ) حدثنا إسماعيل بن موسى الفزاري ابن بنت السدي حدثنا شريك عن أبي ربيعة عن ابن بريدة عن أبيه قال قال رسو الله صلى الله عليه و سلم إن الله أمرني بحب أربعة وأخبرني أنه يحبهم قيل يا رسول الله سمهم لنا قال علي منهم يقول ذلك ثلاثا و أبو ذر المقداد و سلمان أمرني بحبهم وأخبرني أنه يحبهم  Telah menceritakan kepada kami Ismail bin Musa Al Fazari Ibnu binti As Suddi yang berkata telah menceritakan kepada kami Syarik dari Abi Rabi’ah dari Ibnu Buraidah dari Ayahnya yang berkata “Rasulullah SAW bersabda ‘Sesungguhnya Allah SWT telah memerintahkanKu untuk mencintai Empat orang dan Allah SWT memberitahuKu bahwa Dia pun mencintai Mereka. Para sahabat bertanya “Ya Rasulullah SAW tolong sebutkan nama-nama mereka”. Rasulullah SAW bersabda “Ali diantaranya (Beliau menyebutkan itu tiga kali) kemudian Abu Dzar, Miqdad dan Salman. Allah SWT memerintahkanKu untuk mencintai Mereka dan Allah SWT memberitahuKu bahwa Dia pun mencintai Mereka.
4.    Mustadrak Al Hakim 3/130 no 4649 (Dengan redaksi sama dengan  no 1) حدثنا إسماعيل بن موسى الفزاري ابن بنت السدي حدثنا شريك عن أبي ربيعة عن ابن بريدة عن أبيه قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم إن الله أمرني بحب أربعة وأخبرني أنه يحبهم قيل يا رسول الله سمهم لنا قال علي منهم يقول ذلك ثلاثا و أبو ذر المقداد و سلمان أمرني بحبهم وأخبرني أنه يحبهم  Telah menceritakan kepada kami Ismail bin Musa Al Fazari Ibnu binti As Suddi yang berkata telah menceritakan kepada kami Syarik dari Abi Rabi’ah dari Ibnu Buraidah dari Ayahnya yang berkata “Rasulullah SAW bersabda ‘Sesungguhnya Allah SWT telah memerintahkanKu untuk mencintai Empat orang dan Allah SWT memberitahuKu bahwa Dia pun mencintai Mereka. Para sahabat bertanya “Ya Rasulullah SAW tolong sebutkan nama-nama mereka”. Rasulullah SAW bersabda “Ali diantaranya (Beliau menyebutkan itu tiga kali) kemudian Abu Dzar, Miqdad dan Salman. Allah SWT memerintahkanKu untuk mencintai Mereka dan Allah SWT memberitahuKu bahwa Dia pun mencintai Mereka.
5.    Al Kuna Al Bukhari 1/31 no 271 Dengan redaksi sama dengan  no 1) حدثنا إسماعيل بن موسى الفزاري ابن بنت السدي حدثنا شريك عن أبي ربيعة عن ابن بريدة عن أبيه قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم إن الله أمرني بحب أربعة وأخبرني أنه يحبهم قيل يا رسول الله سمهم لنا قال علي منهم يقول ذلك ثلاثا و أبو ذر المقداد و سلمان أمرني بحبهم وأخبرني أنه يحبهم  Telah menceritakan kepada kami Ismail bin Musa Al Fazari Ibnu binti As Suddi yang berkata telah menceritakan kepada kami Syarik dari Abi Rabi’ah dari Ibnu Buraidah dari Ayahnya yang berkata “Rasulullah SAW bersabda ‘Sesungguhnya Allah SWT telah memerintahkanKu untuk mencintai Empat orang dan Allah SWT memberitahuKu bahwa Dia pun mencintai Mereka. Para sahabat bertanya “Ya Rasulullah SAW tolong sebutkan nama-nama mereka”. Rasulullah SAW bersabda “Ali diantaranya (Beliau menyebutkan itu tiga kali) kemudian Abu Dzar, Miqdad dan Salman. Allah SWT memerintahkanKu untuk mencintai Mereka dan Allah SWT memberitahuKu bahwa Dia pun mencintai Mereka.
6.    Tarikh Ibnu Asakir 21/409. ) حدثنا إسماعيل بن موسى الفزاري ابن بنت السدي حدثنا شريك عن أبي ربيعة عن ابن بريدة عن أبيه قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم إن الله أمرني بحب أربعة وأخبرني أنه يحبهم قيل يا رسول الله سمهم لنا قال علي منهم يقول ذلك ثلاثا و أبو ذر المقداد و سلمان أمرني بحبهم وأخبرني أنه يحبهم  Telah menceritakan kepada kami Ismail bin Musa Al Fazari Ibnu binti As Suddi yang berkata telah menceritakan kepada kami Syarik dari Abi Rabi’ah dari Ibnu Buraidah dari Ayahnya yang berkata “Rasulullah SAW bersabda ‘Sesungguhnya Allah SWT telah memerintahkanKu untuk mencintai Empat orang dan Allah SWT memberitahuKu bahwa Dia pun mencintai Mereka. Para sahabat bertanya “Ya Rasulullah SAW tolong sebutkan nama-nama mereka”. Rasulullah SAW bersabda “Ali diantaranya (Beliau menyebutkan itu tiga kali) kemudian Abu Dzar, Miqdad dan Salman. Allah SWT memerintahkanKu untuk mencintai Mereka dan Allah SWT memberitahuKu bahwa Dia pun mencintai Mereka.
7.    Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya حدثنا عبد الله حدثني أبي ثنا بن نمير عن شريك ثنا أبو ربيعة عن بن بريدة عن أبيه قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم ان الله عز و جل يحب من أصحابي أربعة أخبرني انه يحبهم وأمرني ان أحبهم قالوا من هم يا رسول الله قال ان عليا منهم وأبو ذر الغفاري وسلمان الفارسي والمقداد بن الأسود الكندي Telah menceritakan kepada kami Abdullah yang berkata telah menceritakan kepadaku Ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair dari Syarik yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Rabi’ah dari Ibnu Buraidah dari Ayahnya yang berkata Rasulullah SAW bersabda “sesungguhnya Allah Azza wajalla mencintai empat orang dari sahabatKu. Allah SWT memberitahuKu bahwa Dia mencintai Mereka dan memerintahkanKu untuk mencintai Mereka. Para sahabat berkata “siapa mereka wahai Rasulullah?”. Rasulullah SAW  berkata “Ali diantaranya, Abu Dzar Al Ghiffari, Salman Al Farisi dan Miqdad bin Aswad Al Kindi.
8.    Al Hafizh Abu Na’im, dalam Hilayah al Awliya  jilid I hlm 172 meriwayatkan dari Buraidah bahwa Rasulullah saw bersabda, “ Sesungguhnya Allah memerintahkan kepadaku untuk mencintai  empat orang. Dia memberitahukan kepadaku bahwa Dia mencintai mereka, lalu ditanyakan, “Siapa mereka itu ?” Rasulullah saw menjawab, “Mereka adalah Ali bin Abi Thalib, Abu Dzar, al Miqdad dan Salman.
9.    Ibnu Hajar al Makki dalam kitabnya al Shawa’iq al Muhriqah,  dalam hadis ke lima dari empat puluh hadis yang menukil tentang keutamaan Ali bin Abi Thalib meriwayatkan hadis dari Turmudizi dan al Hakim dari   Buraidah bahwa Rasulullah saw bersabda, “ Sesungguhnya Allah memerintahkan kepadaku untuk mencintai  empat orang. Dia memberitahukan kepadaku bahwa Dia mencintai mereka, lalu ditanyakan, “Siapa mereka itu ?” Rasulullah saw menjawab, “Mereka adalah Ali bin Abi Thalib, Abu Dzar, al Miqdad dan Salman.
10.    Ibnu Hajar al Makki dalam kitabnya al Shawa’iq al Muhriqah dalam hadis nomor 29 menukil dari Turmudzi dan al Hakim dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah saw bersabda :”Surga merindukan tiga orang, mereka adalah Ali, Ammar dan Salman”.
11.     Ibn  Maghazali al Syafi’I  dalam Manaqib ‘Ali bin Abi Thalib hadis no 331, meriwayatkan hadis dengan sanadnya dari Buraidah : Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya Allah mencintai empat orang dari sahabtku . Allah mengabarkan bahwa Dia mencintai mereka dan Dia memerintahkan  kepadaku untuk mencintai mereka,” Para sahabat bertanya, “Siapakah mereka itu, wahai Rasulullah saw ? “ Beliau menjawab, “Mereka adalah Ali, Abu Dzar, Salman dan al Miqdad bin al Aswad al Kindi “  Imam Ahmad bin Hanbal juga meriwayatkan dalam Musnad  5/351 dengan sanad dari Muhammad bin al Thufail dari syarik.  Al Hakim meriwayatkan dalam al Mustadrak 3/30  melalui Imam Ahmad bin Hanbal dari al Aswad bin ‘Amir  dan Abdullah bin Numair yang disahihkan oleh al Dzahabi dalam Talkhis. Al Hafizh al Qazwini meriwayatkan pula dalam Sunan al Mushthafa 1/52 .
Disamping ke empat nama di atas yang kemudian popular disebut sebagai empat pilar syi’ah, para sejahrawan  juga menuliskan beberapa nama-nama sahabat yang disebut-sebut sebagai loyalis kepada Ali bin Abi Thalib (syi’ah) [5]  sebagaimana  disebutkan pula oleh para sejahrawan bahwa para sahabat  ini menolak berba’at kepada khalifah yang dipilih secara sepihak di  Saqifah  [6]  diantaranya adalah [7]:
1.    Hudzaifah al Yamani, halif orang madinah suku Aus dan salah seorang sahabat istimewa Rasulullah. Dikenal sebagai ksatria dan prajurit hebat yang berperang di Uhud dan melayani Rasul sebagai penasehat khusus di khandaq, kesetianya kepad perintah Rasulullah untuk mengikuti Ali bin Abi Thalib  pasca beliau wafat tak berubah bahkan setelah membai’at khalifah I yang terpilih di saqifah, Sebelum wafatnya, ia mewasiatkan kepada kedua anaknya agar mengikuti jejaknya untuk patuh pada perintah Rasulullah saw untuk mengikuti Imam Ali bin Abi Thalib. Kedua putra Hudzaifah Al Yamani  turut serta bersama pasukan Imam Ali bin Abi Thalib  dalam perang Shifin melawan Mu’awiyah, dan keduanya syahid.
2.     Khuzaimah bin Tsabit, dari suku Aus, ia dijuluki Dzu’sy Syahadtain oleh Rasulullah saw (orang yang kesaksianya sama dengan kesaksian dua orang). Beliau adalah sahabat yang mematuhi perintah Rasulullah saw untuk mengikuti Ali bin Abi Thalib, beliau turut serta dalam Perang Jamal dan Perang Shifin menyertai Imam Ali bin Abi Thalib, dan beliau syahid di tangan tentara Mu’awiyah.
3.    Abu Ayyub al Anshari, yang ayahnya, Khalid bin Kulaib, asal banu Najjar dan ibunya khazraj. Ia salah satu sahabat paling penting diantara Anshar dan merupakan tuan rumah Rasul di Madinah sampai rumah beliau saw di bangun. Beliau adalah sahabat yang mematuhi perintah Rasulullah saw untuk mengikuti Ali bin Abi Thalib, Ia berperang menyertai Imam Ali bin Abi Thalib   dalam perang Al Jamal, Shifin dan Nahrawan. [8] Rumah beliau sempat di jadikan situs sejarah hingga tragedi  yang terjadi pada tanggal 8 Syawal 1345 Hijriah bertepatan dengan 21 April 1925 sekelompok gerakan Islam yang menamakan diri Wahabbi menghancurkan rumah beliau, rumah yang sempat menampung Rasulullah di saat tiba dari hijrah. Sebelumnya pada tahun 39 H Pasukan Muawiyyah di bawah jendral Busr bin Artha’ah yang kejam membakar rumah beliau dan rumah Jabir bin Abdullah  al anshari. Dalam Pasukan Busr bin Artha’ah ikut pula Abu Hurairah yang kemudian ditunjuk sebagai Busr sebagai gubernur Mekkah. [9]   Beliau bersama dengan Ibnu Mas’ud menceritakan : ”  Bahwa sesungguhnya Ali telah diperintahkan (oleh Rasulullah saw) untuk memerangi orang-orang yang melanggar bay’at (seperti pada perang jamal), orang-orang yang menyimpang dari kebenaran (seperti pada perang shiffin) dan orang-orang yang keluar dari agama (seperti pada peristiwa Nahwan ) dan pada waktu itu Imam Ali berkata : Aku hanya memiliki dua pilihan, memerangi mereka atau aku termasuk orang yang mengingkari apa yang diturunkan Allah SWT” [10],
4.   Sahl bin Hunaif, dari suku Aus, yang berperang bersama Rasul di Badr dan peperangan lainya. Beliau adalah sahabat yang mematuhi perintah Rasulullah saw untuk mengikuti Ali bin Abi Thalib, ia menemai Ali bin Abi Thalib di Bashrah dan berperang di shiffn menghadapi Muawiyah, Ali bin Abi Thalib mengangkatnya sebagai Gubernur Persia.
5.    Utsman bin Hunaif, sudara Sahl, Beliau adalah sahabat yang mematuhi perintah Rasulullah saw untuk mengikuti Ali bin Abi Thalib,  ia pernah ditunjuk oleh Imam Ali sebagai gubernur Bashrah.
6.    Al Bara’a bin ’Azib al Anshari,  dari suku Khazraj dia salah seorang aristokrat madinah,
7.    Abu Dzar bin Jundab al Ghiffari   salah seorang yang dijuluki empat pilar syi’ah, Khalifah ke III mengasingkanya di desa kecil Rabadzah hingga beliau wafat. Beliau bersama Ibnu Abbas meriwayatkan sebuah hadis dari Rasulullah yang bersabda, ” Kelak sepeninggalku akan timbul fitnah. Oleh karena itu pilihlah Ali bin Abi Thalib, karena ia adalah yang pertama kali akan menjabat tanganku di hari kiamat kelak, dialah yang paling jujur dan seorang pembeda yang membedakan anatara haq dan bathil, dan dia adalah pemimpin besar bagi orang-orang mukminin ”[11]Di berbagai kesempatan Abu Dzar sering mengungkapkan hak-hak Ahlul Ba’it, diantaraya yang disebutkan Ya’qubi, bahwa Abu Dzar sering mengatakan ” … Ali adalah pengemban wasiat (washi) Muhammad dan pewaris (warits) ilmunya, Wahai orang-orang yang bingung tersesat setelah rasulnya, jika mau mendahulukan dalam kepemimpinan mereka yang telah Allah dahulukan, dan menyingkirkan orang yang telah Allah singkirkan, dan jika kalian tegar menempatkan kekhalifahan dan pewaris pada orang dari keluarga Rasulmu. Kalian pasti makmur dan kebutuhan hidupmu akan melimpah ruah”
8. Ubayy bin Ka’b, berasal dari cabang Banu Khazraj dan merupakan salah satu faqih dan qori terkemuka dari kalangan anshar.
9.    Ammar bin Yasir, orang Arabia selatan yang berafiliasi dengan klan qurasy makhzum. Ia salah satu pemeluk Islam awal, dan salah satu dari empat pilar syi’ah awal. Rasulullah saw pernah bersabda kepada Ammar “Kasihan engkau Ibnu Sumayyah, engkau akan dibunuh oleh kelompok pembangkang”[8]. Ammar bin Yasir syahid saat berperang bersama Imam Ali bin Abi Thalib pada perang shifin menghadapi kaum Qasithin kaumnya Muawiyah. Kepada beliau (Ammar) dan Abu Ayyub al Ansari Rasulullah saw pernah berwasiat, diriwayatkan dari al Qamah bin Qais dan aswad bin buraidah, ”Kami  mendatangi Abu Ayyub al Anshari dan berkata, ”Wahai Abu Ayyub, sesungguhnya Allah telah memuliakan anda dengan Nabimu ketika dia membiarkan untanya berhenti dirumahmu dan Rasulullah memberikan keutamaan kepadamu. Ceritakanlah kepadaku ketika anda pergi bersama Ali bin abi Thalib memerangi kelompok La ila ha illallah.” Abu Ayyub al Anshari berkata, ”Aku bersumpah kepadamu dengan nama Allah, Nabi SAW bersamaku dirumah yang anda kunjungi sekarang. Waktu Rasulullah saw bersama Ali yang duduk di sebelah kananya dan Anas bin Malik berdiri di depanya. Tiba-tiba terdengar ketukan pintu, dan Rasulullah berkata, ”Lihatlah siapa yang ada dipintu?” saya Ammar ya Rasulullah” Nabi berkata, ”Bukalah untuk Ammar yang suci dan disucikan!” Anas bin Malik membuka pintu dan Ammar masuk menemui Rasulullah SAW, Nabi SAW kemudian bersabda, ”Wahai Ammar nanati akan terjadi bencana pada umatku sampai manusia saling membunuh satu sama lain. Jika kalian melihat itu maka berpeganglah kepada orang yang berada disampingku, yakni Ali bin Abi Thalib. Jika semua orang menuju lembah dan Ali menuju lembah yang lain, maka ikutilah lembah Ali dan jangan ikuti yang lain. Ali tidak akan menyesatkanmu dari kebenaran dan membawamu kepada kecelakaan, mentaatinya adalah mentaatiku dan mentaatiku adalah mentaati Allah ” [12] Beliau dikenal sangat konsisten mengingatkan umat akan keimamahan Ahlul Ba’it, pada saat pemilihan kekhalifahan ke III, terjadi adu argumentasi antara Ammar bin Yasir dengan Ibn Abi Sarh (dikenal sebagai berasal dari klan Umayyah yang bengis yang pernah akan dihukum mati oleh Rasulullah SAW, ia saudara susu Utsman bin Affan ra). Pada saat prosesi pemilihan tersebut Abdurrahman dengan penuh semangat mendukung Utsman bin Afan dan ia berkata kepada Abdurahman bin Auf, ” Jika engkau ingin agar Quraisy tidak terpecah, maka angkatlah Utsman. Pernyataan itu kemudian disanggah oleh Ammar bin Yasir seraya menjelaskan betapa Ibn Abi Sarh adalah orang yang gigih  sebagai anti islam. Dengan nada keras Ammar mengatakan  pada Ibn Abi Sarh :” Sejak kapan  engkau menjadi penasehat kaum Muslimin ?”  kemudian terjadilah dialog panjang ,  perkataan Ammar bin Yasir yang terkenal adalah ”  Wahai umat, Allah telah menjadikan kita kelompok manusia yang termulia melalui Rasul-Nya dan mengistimewakan kita melalui agama-Nya, tetapi kalian berpaling dari Ahlul Ba’it (Keluarga) Rasul Kalian” Pernyataan ini ditukas oleh Klan Makhzum dengan nada rasialis pra Islam, ”Ini adalah masalah yang harus diselesaikan oleh Quraisy sendiri, wahai Ammar siapakah engkau mencampuri kaum Qurasiy ? [13]
10.    Al Miqdad bin ‘Amr, orang Arabia selatan mungkin suku Kinda atau Bahrah, di adopsi oelh Aswad b Abd Yatsuts  dari banu Makhzum, Ia salah satu dari tujuh pemeluk Islam pertama dan salah satu dari empat Pilar Syiah awal. Beliau dikenal sebagai pencinta ahlul ba’it yang gigih, diberbagai kesempatan beliau menjelaskan hak-hak keutamaan Ahlul Ba’it, salah satu perkataanya beliau  ucapkan pada saat pemilihan khalifah ketiga beliau berkata adalah : ” Sungguh berat menyaksikan bagaimana orang memberi  penghormatan kepada Ahl al Bayt Rasul. Sungguh tergoncang pedoman melihat Quraisy telah mengabaikan dan melangkahi mereka yang merupakan kelompok manusia terbaik dikalangan mereka.” Lalu seseorang bertanya kepada Miqdad : ”Siapakah ahl al Bayt ini  dan siapakah orang yang termasuk dalam kelompok itu ?” Miqdad menjawab: ”Ahl al Bayt artinya Banu abdul Muthalib dan orang yang dimaksud adalah Ali bin Abi Thalib” [14]
11.    Salman al Farisi, asli Persia dan pengikut dan sahabat Rasulullah saw yang sangat bersemangat. Beliau selalu menjadi pendukung Imam Ali bin Abi Thalib yang bersemangat.  Ia adalah salah satu dari empat pilar syi’ah, Rasulullah saw pernah berwasiat kepadanya, ”Wahai salman seandainya seluruh umat manusia menempuh satu jalan, dan Ali memilih jalan lain maka ikutilah Ali”. Beliau (Salman al Farisi) mengatakan ” Kami memba’iat Rasulullah saw sebagai kesetiaan kepada kaum muslimin, serta mengakui keimamahan Ali bin Abi Thalib dan setia kepadanya  [15]
12.    Khalid bin Sa’id, dari klan Umayyah, orang ketiga atau ke empat yang masuk Islam setelah Abu Bakar, dan satu-satunya dari klan umayah yang gigih mengingatkan para sahabat lain  untuk mematuhi perintah Rasulullah saw berwilayah kepada Ali bin Abi Thalib.
Ringkasan nama-nama para sahabat syi’ah lainya
Selain nama-nama sahabat yang telah kami sebutkan diatas berikut kami tuliskan nama-nama para sahabat syi’ah lain yang ditulis dalam kitab al Fushul al Muhimmah karya Sayyid Safruddin al Musawii :
1.   Abu Rafi Al Qibthiy, beliau adalah bekas pembantu  Rasulullah saw, nama aslinya Aslam, Hurmuz, Ibrahim atau Tsabit.Ia mempunyai anak dan cucu semuanya termasuk pengikut dan pecinta hlul ba’it (syi’ah) diantaranya : Rafi’ ( berputrakan Ali yang kemudian menuliskan fiqh ahlul Ba’it),  Hasan, Mughirah dan ‘Ubaidullah (beliau yang menulis nama-nama para sahabat Nabi saw yang ikut dalam barisan Imam Ali bin Abi Thalib  dalam perang Shiffin menghadapi Muawiyah. Buku karya ‘Ubaidullaj ini kemudian menjadi rujukan kitab al Ishabh ). Abu Rafi’ memiliki cucu yang kemudian menjadi pengikut setia Ahlul Ba’t, yakni :  Hasan, Saleh,  dan ‘Ubaidullah (putra dari Ali bin Abu Rafi’) dan Fadhl bin Ubaidullah bin Abu Rafi’.
2. Abu al Mundzir Abuai Ibnu Ka’ab, (sebagimana telah disebutkan diatas)  yang bergelar sayyidul Qurra (penghulu para qari), beliau termasuk yang menolak keputusan saqifah dan tetap konsisten dengan perintah Rasulullah saw untuk berwilayah kepada Imam Ali bin Abi Thalib.
3.   Abdullah bin Yaqthur, dalam kitab al Ishabah  disebutkan namanya sebagai  Ibn Yaqazhah, ia saudara sepersusuan al Husain bin Ali ra, Abdullaj bin Yaqtur  gugur dalam memebela Imam Husain.
4.    Abdurrahman bin Abd Rab al Anshariy. Dalam kitab al muwalah karya ibn Uqdah disebut sebgai sorang yang disebut sebagi yang  mendengar nash Al Ghadir, kemudian bersaksi bagi Imam Ali ketika kesaksian di serambi masjid. (disebutkan dalam al Ishabah).
5.    Abu Fudhalah al Anshariy. Penulis al isti’ab dan al ishabah merawikan dalam bagian riwayat hidup Fudhualah dari putranya,bahwa ia pernah mendengar Ali as berkata ” Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah  memberitahukan  kepadaku  bahwa aku  tidak akan mati sebelum aku diangkat sebagai amir , kemudian berlumuran darah dari sini sampai sini (ia menunjukan ke mata dan kepalanya)”. berkata Fudhalah (putra abu fudhalah) “’maka ayahku kemudian mendampingi beliau (imam Ali as) sampai ia (ayahku) terbunuih di shifin “. Abu Fudhalah  termasuk salah seorang pejuang Badr.
6.   Abu Laila al Ghifariy. Dalam biografinya (al ishabah), Abu Ahmad dan Ibn Mandah meriwayatkan darinya, bahwa ia mendengar Nabi saw bersabda :     “Akan datang fitnah (kekacauan) sepeninggalku, jika hal itu terjadi. Ikutilah Ali Bin Abi Thalib, ia adalah orang pertama yang beriman kepadaku dan orang pertama yang berjabat tangan denganku kelak pada hari kiamat. Dialah  ash shiddiq al akbar dan  al Faruq, dan ia adalah pemimpin utama kaum mukminin”.  Ibn abdil Barr juga merawikan dalam riwayat hidup Abu Laila Al Ghifary. Dari beliau pula diriwayatkan sebuah hadis dari Rasulullah saw yang bersabda: “Akan datang fitnah sepeninggalku. Apabila keadaan itu menimpa kalian, berpegangteguhlah pada Ali bin Abi Thalib, karena sesungguhnya ia adalah orang yang pertama beriman kepadaku, yang pertama menjabat tanganu di hari kiamat, dialah orang yang paling jujur, pembeda antara kebenaran dan kebatilan, pemimpin bagi kaum mukmin, sedangkan harta benda menjadi pemimpin bagi orang-orang munafik [16]
7.    Abu  Sa’id al Khudri, ucapan beliau yang terkenal adalah “ Manusia diperintahkan lima hal. Mereka melaksanakan empat hal diantaranya dan meninggalkan yang satu hal” ketika ditanyakan kempat hal itu ia menjawab :”yaitu Shalat, zakat, puasa pada bulan ramadhan dan haji” Ketika ditanya, apa satu hal yang telah mereka tinggalkan :  “Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib “ Ketika ditanyakan, “ apa itu juga difardhukan?”, ia menjawab: ´Benar hal itu di fardhukan  seperti empat hal sebelumnya” [17]
8.    Abu Sufyan bin al Harits bin Abdul Muthalib, beliau adalah saudara sepupu Rasulullah saw dan juga saudara sepersusuan beliau, keduanya pernah disusui oleh Halimah as sa’diyah.
9.  Ammar bin Abi Salamah ad Dalaniy, disebutkan dalam kitab al ishabah disebutkan ia gugur sebagai syahid bersama al Husain bin Ali ra.
10.   ‘Amr bin abi salamah, (putra ummu salamah yang dipelihara oleh nabi saw).
11.    Amr bin Salamah al Muradiy, Ibn Hajr, dalam Al Ishabah, menyebutkanya sebagai orang yang terbunuh bersama Hujur bin ‘Adiy (yang dibunuh atas perintah Muawiyah karena menolak melaknat Imam Ali bin Abi Thalib)
12.    Anas bin al Harts ( al Harits bin Nabih),  Dialah yang mendengar Rasulullah bersabda (lihat al ishabah): “Putraku ini (yakni al Husain bin Ali) akan terbunuh di suatu tempat yang dinamakan Karbala. Maka barangsiapa di antara kalian mengalami masa itu  hendaknya ia membelanya”. Penulis Ishabah menceritakan  “Di kemudian hari (yakni ketika terjadi  peristiwa  pembantaian al Husain). Anas bin Harits ikut berjuang di karbala dan syahid disana bersama al Husain ra.
13.   Aban bin sa’id bin al Ash al Amawiy
14.    ‘Abbas bin ‘abdul Muthalib, sejahrawan menyebutkan beliau adalah salah seorang dari  para sahabat yang menolak memberikan ba’iat kepada Abu Bakar [18]
15.    ‘Adiy bin Hatim ath Thaiy, beliau adalah salah satu panglima dari pasukan Imam Ali bin Abi Thalib  dikenal sebagai Qurra (pembaca al Qur’an), dalam perang Jamal bersama Imam Ali beliau kehilangan putra dan sebelah matanya.Keberanianya bertempur sehingga dia dijuluki “Singa Laskar”0
16.     ‘Abdullah bin Abbas, beliau adalah seorang alim dan berpengetahuan luas (habr al Ummah –genius umat ini) oleh Muawiyah bin Abu Sofyan beliau termasuk yang sering dilaknati oleh Muawiyyah bin Abu sofyan. Salah seorang Jendral dari Muawiyyah bernama  Basir bin Artah yang mendapatkan perintah untuk memburu para pecinta Ahlul Ba’it, pernah memburu Abdullah bin Abbas  hingga kerumahnya tetapi beliau tidak diketemukan, yang didapati adalah dua orang anak yang tengah disusui ibunya, Basir bin Artah merebut dua anak tersebut dan membunuh keduanya dihadapan ibunya Beliau diberbagai kesempatan mengingatkan dan mendakwahkan keimamahan dari Ali bin Abi Thalib dan Ahlul ba’it, dalam satu kesempatan beliau melakukan dialog keimamahan dengan Khalifah Umar bin Khatab, selengkapnya meligat dialog yang panjang  tersebut kami persilahkan merujuk pada kitab syarh Nahjl al Balaghah Juz 12 hal 52-54  dicetak oleh Dar Ihya al Turats al A’rabi.  Beliau pula yang menceritakan kepada kita semua, tentang “TRAGEDI HARI KAMIS”, sebuah peristiwa yang membuat beliau menangis.  Peristiwa Hari Kamis adalah peritiwa detik-detik menjelang kewafatan Rasulullah saw dan beliau SAW meminta selembar kertas dan tinta serta alat tulis untuk menuliskan wasiat kepada umatnya agar sepeninggal beliau tidak tersesat, namun beliau dihalangi oleh seseorang yang kemudian menyebut Rasulullah saw telah mengigau (a hajara) sebuah pernyataan yang bertentangan dengan sebutan Al Qur’an tentang diri Rasulullah” selebihnya tentang penuturan Ibn ‘Abbas tentang Tragedi Hari Kamis ini dapat dilihat di Sahih al Bukhari  juz 2 hlm 118 dan sahih muslim pada akhir kitab al Washiyyah
17.   ‘Abdullah bin ‘Abd al Madani al Haritsiy
18.     ‘Abdullah bin Rafi’
19.   ‘Abdullah bin Abi Sufyan bin al Harits bin Abdul Muthalib
20. ‘Abdullah bin Badil al Khuza’iy
21.    Abdullah bin Dabbab al Mid Hajiy
22.  Abullah bin Hanin bin Asad bin Hasym
23.    Abdullah bin Hawalah al Azdiy ( disebut dalam buku amal al amil jld I)
24.    Abdullah bin ja’far,  sejahrawan menuliskan bahwa beliau bersama Imam Hasan, Imam Husain, Muhammad bin Hanafiah  membawa jenazah Imam Ali bin Abi Thalib malam-malam untuk dimakamkan secara rahasia, mengingat kaum Khawarij dan bani Ummayah bermaksud membongkar makam Imam Ali [19]  Beliau pernah di dipaksa Muawiyyah untuk berbai’at kepada Muawiyyah dengan ancaman jika menolak akan terjadi tindak kekerasan [20} Muawiyyah bahkan berusaha menikahkan anaknya Yazid dengan putri beliau tetapi kemudian beliau menolak [21]
25.   Abdullah bin Ka’b al Haristsiy
26.    Abdullah bin Khabab bin Arat, beliau adalah pecinta  Ahlul Ba’it dan pembela Imam Ali bin Abi Thalib.  Beliau syahid dibunuh kelompok Khawarij bersama istrinya yang tengah mengandung, jenazahnya dibuang ditempat sampah. Beliau dibunuh lantaran kecintaanya kepada Imam Ali, usai menjawab pertanyaan Kaum khawarij yang menanyakan :” meminta pendapat tentang Ali bin Abi Thalib”, kemudian beliau menjawab “  Ali adalah amirul mukminin sekaligus Imam Kaum Muslim “ [22]
27.     Abdullah bin Mas’ud al Hudzaliy, Khatib al Bagdadi menuliskan bahwa beliau  pernah dilarang menyebarkan hadis dari Rasulullah oleh khalifah ke II. Beliau menjadi salah satu sahabat penghimpun Al Qur’an. Beliau wafat dalam kondisi di asingkan, beliau meminta Ammar bin Yasir yang mensholatkan jenazahnya dan melarang Khalifah ke III mensholatkan jenazahnya [23]  Abdullah bin Mas’ud dikenal sebagai orang yang tak mau mengikuti Imamah versi masyarakat [24]
28.     Abdullah bin Naufal bin al Harits bin ‘Abdul Muthalib, Ibn A’tsam Kufi, Baladzuri dan Ibn Syahr Ashub menuliskan bahwa  beliau  membela Imam Hasan saat Imam Hasan diperangi Muawiyyah. Menjadi delegasi antara Imam Hasan dan Muawiyyah.
29.   Abdullah bin Rabiah bin Harits bin Abdul Muthalib
30.     ‘Abdullah bin Thufail al ‘Amiriy
31.    Abdullah bin Sahl bin Hunaif
32.    Abdullah bin Salamah al Kindiy
33.    Abdullah bin Warqa as Saluliy
34.   Abdullah bin Yaqthur, beliau syahid dalam membela Imam Husain.
35.    Abdullah bin Zubair bin Abdhul Muththalib
36. Abdurrahman bin Abbas bin Abdullah bin Abdul Muththalib
37.   Abdurahman bin Abza al Khuza’iy
38.    Abdurrahman bin Badil al Khuza’iy
39.   Abdurahman bin Hasal al Jumahiy
40.    Abdurahman bin Khirasy al Anshariy
41.    Abdurahman bin as Saib al Makhzumiy
42.    Ala bin Amr al Anshariy
43.   Alba bin Haitsam bin Jarir
44.    Ali bin Rafial Qibthiy
45.    Amir (Abu Thufail) bin Watsilah al Kinaniy
46.    Amar bin al Hamaq al Khuza’I,  beliau adalah Sahabat Rasulullah saw yang terkenal karena ibadahnya yang tak kenal lelah, beliau syahid dibunuh atas perintah Muawiyyah bin Abu Sofyan  karena kecintaanya kepada Ali bin Abi Thalib dan Ahlul Ba’it Rasullullah saw. Kepala beliau dipenggal dan ditancapkan diatas mata tombak dan ini merupakan kepala pertama dalam masa Islam yang dibawa di atas ujung tombak, sebelum nanti pada peritiwa karbala kepala-kepala keluarga Rasulullah saw di penggal ditancapkan diatas tombak dan diarak.
47.    ‘Ammar (Abu al Yaqzhan) bin Yasir
48.    Amr bin Anas al Anshariy
49.    Amr bin Farwah bin ‘Auf al Anshariy
50.   Amr bin Hubair al Makhzumiy
51.    Amr bin Muhshan
52.    Amr bin Murrah an Nahdiy
53.    Amr bin Syarahil
54.    Amr bin Umais bin Mas’ud
55.    Amr bin Uraib al Hamdaniy
56.    Anas bin Mudrik al Khats’amy al Aklabiy
57.    ‘Antarah as Salamiy as Sa’idy
58.     Aslam bin al Harits bin Abdul Muthalib al Hasyimiy, ia adalah saudara Naufal.
59.    Aswad bin ‘Abs bin Asma’ at Tamimiy
60.     ‘Athyyah al Isma’ily menyebutnya diantara para sahabat
61.     ‘Auf (Misthah) bin Utsatsah al Muththalibiy.
62.     ‘Aun bin Ja’far bin Abi Thalib.
63.    ‘Ayan bin  Dhabi’ah bin Najiah ad Darimiy at Tamimiy.
64.    Bara’ bin ‘Azib bin al Harits al Ashary, disebutkan oleh Ibn As syuhnah dalam Tarikh nya sebagai salah seorang yang bersama Ali ra, menolak untuk segera memberikan bayat kepada khalifah I pada hari saqifah.  Beliau yang memberitahu para sahabat yang baru saja selesai mengurus jenazah Rasulullah SAW bahwa telah terjadi pembicaraaan secara sepihak tentang kekhalifahan di Saqifah.
65.    Bara’ bin Malik Saudara anas bin Malik al Anshary, beliau syahid saat penaklukan di persia.
66.    Barid al Aslamiy, ketika ia gugur sebagai syahid, Imam Ali memujinya dalam syair beliau : Pahala Allah sebesarnya terlimpah atas keuarga Aslamiy yang gagah perkasa  gugur di medan laga di sekitar bani Hasym”.  Barid, Abdullah, Munqidz dan kedua putra Malik semuanya tergolong kesatria mulia.
67.    Barid bin Hushaib al Aslamiy
68.    Basyir (saudara wada’ah) bin Abu Zaid al Anshariy, Ia dan sudaranya ikut berperang dalam perang shiffin berada pada pihak Imam Ali as dan ayah mereka syahid dalam peristiwa uhud.
69.    Bilal bin Rabah al Habasyi (muadzin Rasulullah saw)
70.    Dhahhak (al ahnaf) bin Qais at Tamimiy,   Seorang yang diJadikan perumpamaan dalam kesabaran dam kebijakan, ia dilahirkan dimasa nabi saw masih hidup, namun ia tidak berjumpa dengan beliau. kendatipun demikian beliau saw mendo’akan baginya.
71.    Daud (Abu Laila) bin Bilal (ayah Abdurrahman al Anshariy)
72.   Fadhl bin Abas bin Abdul Muththlib wafat saat terjadi wabah amwas, wabah ini merenggut pula Abu Ubaidah bin Jarrah, Muadz bin Jabbal, Suhail bin Amr.
73.    Fakih bin Sa’d bin Jubair al Anshariy
74.    Farwah bin Amr bin Wadaqah al Anshary
75.    Habib bin Muzhahir bin Ri-ab bin Asytar Hajun, beliau syahid dihadapan imam Husain as ketika membela Imam di Padang Karbala.
76.  Hajjaj bin ‘Amr bin Ghuzayyah al Anshary
77.   Hakam bin Mughffal bin ‘Auf al Ghamidiy , syahid pada peristiwa Nahrawan dalam memerangi kaum khawarij bersama Imam Ali bin Abi Thalib.
78.   Hakim bin Jabalah al Abdiy , beliau berjasa dalam peristiwa al Jamal al Ash ghar, dan syahid. Telah syahid bersamanya pada hari yang sama, yakni putranya Asyraf dan saudaranya Ra’l bin Jabalah. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 25 Rabiul akhir, sebelum kedatangan kesatuan tempur Pasukan        Imam Ali as di kota basrah. setelah itu pecahlah perang Jamal al akbar.
79. Halal bin Abi Halah, belau adalah  putra dari Hind at Tamimiy
80.    Hani bin Nayyar, beliau adalah sekutu al Anshar
81. Hani bin Urwah bin Fadhfadh bin Nimran bin Abd Yaghuts al Muradi,  beliau syahid saat membela Muslim bin ‘Aqil, utusan imam Husian bin Ali as.
82.   Hanzhalah bin Nu’man bin Amir al Anshari
83.    Harb al Maziniy (Abu al Ward bin Qais)
84.    Harits bin Abbas bin Abdul Muthalib
85.    Harits bin Amr bin Hizam al Khazrajiy
86.    Haritz (Abu Qatadah) bin Rab’iy bin Baladahah al Anshary
87.    Harits bin Hatib bin ‘Amr al Anshary
88.    Harits bin Naufal bin Harits bin Abdul Muthalib
89.    Harits bin Nu’man bin Umayyah al Ausiy beliau yang membantu Imam Ali mendapatkan rumah yang berdekatan dengan rumah Rasulullah SAW, saat Imam Ali menikahi Fatimah az Zahra.
90.    Harits bin Zuhair al Azdiy
91.    Hassan bin Khauth (atau khuth) bin Mis’ar Asy Syaibaniy ,  beliau berasal dari keluarga yang semuanya adalah orang-orang pilihan loyalis terhadap         Rasulullah dan pembela wasiatnya. Ia bersama imam Ali as pada peristiwa perang jamal,       ikut serta dalam peritiwa tersebut yaitu :    Kedua putranya Harits dan Bisyr serta saudaranya     Bisyr bin khauth, cucunya ‘Anbas bin Harits bin Hasan, saudara sepupunya Wuhaib bin Amr Khauth, sepupu lainya Aswad bin Bisyr     bin  Khauth dan kemenakanya Husain dan Hudzaifah bin Makhduj bin Bisyr bin Khaut. Pemegang panji pada waktu itu adalah Husain bin Makhduj bin Bisyr bin khauth, ketika ia syahid, panji diambil oleh pamanya Aswad,  dan ia pun syahid, lalu diambil alih Anbas bin Harits bin Hassan, ia pun syahid kemudian panji diambil Wuhaib bin Amr bin Khauth sampai beliau syahid.
92.     Hasyim al Mirqal bin Uthab bin Abi Waqqash az Zuhriy, beliau adalah salah satu panglima dari pasukan Imam Ali bin Abi Thalib. Beliau adalah kemenakan Sa’ad bin Abi waqassh, beliau syahid membela Imam Ali pada perang Shifin menghadapi Muawiyyah.
93.    Hazim bin Abi Hazim al Ahmasiy
94.    Hudzaifah bin al Yaman al Absiy
95.    Hujur bin ‘Adiy al Kindiy beliau adalah Sahabat Rasullullah yang shaleh, beliau adalah salah seorang pengikut Imam Ali bin Abi Thalib dan pecinta ahlul ba’it, syahid dengan cara dikubur hidup-hidup atas perintah Muawiyyah karena beliau menolak melakukan kutukan kepada Imam Ali bin Abi Thalib ra., Ibnu Abdul Barr penulis kitab al Isti’ab  dan Ibnu  Atsir  penulis kitab al Kamil menyebutkan :” Sesungguhnya Hujur bin ’Adiy al Kindiy  adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang dekat dan utama yang telah dibunuh oleh Muawiyah bin abu sufyan bersama tujuh orang sahabt lainya, hanya karena keenganan mereka untuk melaknat dan mencaci maki Ali bin Abi Thalib. Kitab Tarikh Ibnu Asakir dan al baihaqi dalam kitabnya al Dala’il menyebutkan Muawiyyah  memerintahkan mengubur hidup-hidup Hujur bin ’Adiy al Kindiy, Abdurrahman bin Hassan al anzi.
96.   Jabalah bin Amr bin Aus as Sa’idiy
97.    Jabir bin Abdullah al Anshariy,
98.    Ja’dah bin Hubairah al Makhzumiy, ibunya Ummu Hani adalah saudara kandung Imam Ali
99.   Ja’far bin Abu Sofyan bin al Harits bin Abdul Muthalib al Hasyimiy
100.    Jajah bin Sa’id al Ghifary,  beliau dikenal aktif dalam kegiatan mengingatkan khalifah ke III dari beberapa tindakan yang dinilai kurang tepat
101.    Jarad bin Malik bin Nuwairah at Tamimiy, syahid bersama ayahnya saat peristiwa al Bithah
102.   Jarad bin Thuhyah al Wahidiy ,   Ayah Syabib bin Jarad yang syahid dalam peristiwa Tuff, bersama imam Husain.
103.   Jariah bin Qudamah as Sa’diy beliau yang ditugaskan Imam Ali bersama limapuluh orang dari kaum Tamim untuk pergi ke Bashrah  untuk mengahadapi kaum pemberontak.
104.    Jariah bin Zaid
105.     Jundab bin Junadah (Abu Dzar al Ghifariy)
106.   Jundab bin Zuhair Azdi, beliau adalah komandan pasukan infantri pada saat perang Jamal
107.   Ka’b bin Amr bin Abbad al Anshariy ( Abu al Yusr)
108.  Khalid bin Mu’ammar as Sausy
109.    Khalid bin Rabi’ah al Jadaliy
110.    Khalid bin Sa’id bin al Ash al Amawiy, adalah orang yang bersama imam Ali menolak untuk segera mengakui kekhalifahan Abu Bakar.
111.   Khalid bin al Walid al Anshariy.
112.    Khalid bin Zaid (Abu Ayub) al Anshariy
113.    Khalifah bin Adiy al Bayadhiy
114.    Kharsyah bin Malik al Bayadhiy
115.    Kharsyah bin Malik al Audiy
116.    Khabbab bin al Aratt Attamimiy ( al khuza’iy)
117.    Khuwalid bin Amr al Anshary
118.    Khuzaimah bin Tsabit al Anshariy (Dzu asy Syahadatain)
119.   Kumail bin Ziyad, beliau adalah sahabat Imam Ali bin Abi Thalib, dikenal sebagai pemimpin kelompok hafizh Al Qur’an  kepada beliau imam Ali mengajarkan do’a  Nabi Khidir, sebuah do’a yang Rasulullah SAW mengajarkan kepada Imam Ali. Do’a tersebut kemudian populer dengan sebutan Do’a Kumai,  do’a yang dibaca rutin satu pekan satu kali oleh para pecinta Ahlul Ba’it. Kumail bin Ziyad syahid di eksekusi oleh bani Umayyah karena kecintaanya kepada Ahlul Ba’it.
120.   Malik bin Asytar, beliau  berasal dari Yaman (Arabia selatan), salah satu panglima dari Imam Ali bin abi Thalib, berpawakan gagah tinggi besar, beliau syahid dengan cara diracun  oleh kubu Muawiyyah. Beliau syahid di Ain Syam. Pernyataan beliau yang terkenal berkenaan dengan Ahlul Ba’it khususnya Imam Ali adalah : ”Ali bin Abi Thalib adalah washi al awshiya, pemegang wasiat dari kalangan pemegang wasiat dan warits ’ilm al anbiya, pewaris ilmu Rasul ” [25]
121.    Malik dan Mutim (putra Nuwairah)
122.    Malik bin at Tayyihan  Miknaf bin Sulaim (datuk abu Mikhnaf al Ghamidiy)
123.   Maitsam bin Yahya at Tammar, sahabat Imam Ali bin Abi Thalib yang dibunuh oleh jendral Muawiyyah bernama Ubaidillah bin Ziyad, beliau syahid dibunuh dengan cara keji, tangan, kaki dan lidah beliau dipotong.  Dan jenazahnya digantung dipohon kurma. Syahidnya beliau sebagi hukuman atas penolakan beliau mengutuk dan mencacimaki Imam Ali dan Ahlul Bayt.
124.   Miqdad bin Amr al Kindiy
125.    Mirdas bin Malik al Aslamiy
126.    Miswar bin Syaddad bin Umair al Qurasyuy
127.    Mughirah bin Naufal bin Harits bin Abdul Muththalib saudara Imam Hasan lain ibu, diberi tanggungjawab Imam Hasan untuk menggalang kekuatan di kufah.
128.    Muhajir bin Khalid bin Walid  al Makhzumiy,   beliau menuruni kecintaannya kepada imam Ali as dari ibunya yang seorang syi’i (ibunya adalah putri dari Anas bin Mudrik bin Ka’b)
129.     Muhammad bin Abu Bakar (ash shidiq) bin Abu Quhafah at Tamimiy, beliau adalah putra dari Khalifah I Abu Bakar ra, adik dari ummul mukminin Aisyah. Beliau dikenal sebagai pembela ahlul ba’it  beliau sempat berkorespondensi dengan Muawiyyah untuk mengingatkan perlakuan  Muawiyyah yang menyerobot keimamahan ahlul ba’it, surat tersebut di dokumentasikan dalam kitab Muruj adz  Dzahab  karya Mas’udi [26] . Ucapan beliau yang terkenal berkenaan dengan keimamahan ahlul ba’it adalah : ”Ali bin Abi Thalib adalah pewaris pusaka dan penerus posisi Rasulullah saw” [27}  beliaulah yang ditugaskan Imam Ali membawa Ummul Mukminin ’Aisyah setelah berakhirnya perang Jamal [28] Beliau syahid dibunuh oleh pasukan Amr bin Ash, sekutu Muawiyyah  yang telah membuat kesepakatan  dengan Amr bin Ash, bahwa Amr bin Ash akan diangkat sebagai gubernar, sementara Muhammad bin Abu Bakar adalah Gubernur Mesir. Beliau syahid  bersama Kinanah bin Bisyr, jenazah Muhammad bin Abu Bakar diperlakukan secara keji oleh pasukan Muawiyyah pimpinan Amr bin Ash, kepala beliau dipenggal oleh Muawiyyah bin Khudaidi,  dan tubuhnya dimasukan dalam tubuh keledai yang mati kemudian dibakar  [29]
130.     Musyayab bin Najiyyah bin Rabi’ah al Fizariy, Ia syahid dalam peperangan para tawabbun berasama Sulaiman bin Shard al Khuza’iy
131.    Nu’man bin Rib’i Anshari, beliau komdandan pasukan infantri Imam Ali pada saat terjadi perang Jamal.
132.   Nu’aim bin Mas’id bin Amir al Asyja’iy
133.    Nadhlah bin Ubaid al Aslamiy
134.    Qais bin Abi Qais
135.    Qais bin Kharsyah al Qaisiy
136.    Qais bin Maksyuh al Bajaliy
137.    Qais bin Sa’d bin Ubadah al Anshary, beliau adalah salah seorang dari para panglima Imam Ali bin Abi Thalib
138.   Qardhah bin Ka’b al Anshariy, beliau adalah gubernur dari pemerintahan Imam Ali untuk wilayah Sawad. Beliau bersama  Ziyad bin Khashafah  dan Ma’qil bin Qais Riyahi  menghadapi kelompok  yang mirip-mirip gerakan khawarijj pimpinan Khirrit bin Rasyid  dari Bani Najiyah yang tengah melakukan pembunuhan terhadap kaum muslimin yang berwilayah kepada Imam Ali.
139.   Qutsam bin Abbas bin Abdul Muththalib, menurut ummul mukminin ‘Aisyah  beliau bersama Imam Ali yang memegangi tangan Rasulullah saw di akhir hayat beliau saw [30] beliau adalah gubernur Mekkah dari pemerintahan Imam Ali, menjadi buruan pasukan Muawiyyah dibawah pimpinan Yazid bin Syajarah Rahawi. Beliau berhasil meloloskan diri dari pengejaran, Jendral Muawiyyah yang bengis dan kejam bernama Busr bin Artha’ah yang sedang melakukan pembantaian para pendukung Imam Ali dan melakukan pembakaran rumah Abu Ayub al anshari dan  Jabir bin Abdullah al Anshari kemudian menunjuk Abu Hurairah sebagai Gubernur Makkah. Para sejahrawan menuliskan  diantaranya Tarikh Ath Thabari, Syarah al Nahj al Balaghah Ibnu Abi al Hadid, al Samhudi,  Ibnu Khalkan dan Ibnu Khaldun menyebutkan bahwa Abu Hurairah bersama pasukan Basr bin Artha’ah  yang sedang melakukan pembunuhan dan pembakaran dan kemudian Abu Hurairah  ditunjuk sebagai gubernur Mekkah setelah Qutsam bin Abbas bin Abdul Muthalib mundur dari makkah.
140.  Rabi’ah bin Qais al Adwaniy
141.    Rafi’ bin Abi Rafi’ al Qibthiy
142.    Rifa’ah bin Rafi bin Malik al Anshary
143.    Rusyaid al Hujuri, sahabat Imam Ali bin Abi Thalib, yang syahid dalam operasi pembersihan para pendukung Imam Ali atas instruksi Muawiyyah, syahid dengan cara mengenaskan dengan tubuh terpotong  yang memperlakukan tindakan tersebut adalah jendral dari Muawiyyah yang bernama Ubaidillah bin Ziyad.
144.   Sa’d bin Amr al Anshry
145.   Sa’id bin Harits bin Abdul Muthalib
146.   Sa’id bin Namran al Hamdaniy
147.    Sa’id bin Naufal bi Harits bin Abdul Muththalib
148.    Sa’id bin Sa’d bin ‘Ubadah al Anshary
149.    Salamah bin Abi Salamah atau Umar bin abi Salamah (anak tiri Rasulullah saw dari  Ummu Salamah), ibunda beliau adalah Umm Salamah ketika menjelang terjadinya perang Jamal menuliskan surat kepada Imam Ali bin Abi Thalib : “ Demi Allah, jika istri-istri Nabi tidak dilarang meninggalkan rumah, tentu aku ikut anda. Sekarang aku izinkan putraku yang paling aku cintai, yaitu Umar bin abi salamah  untuk ikut anda”  [31] ibunda beliau Umm Salamh pula yang meriwayatkan bahwa Ahlul Ba’it bukan termasuk istri-istri beliau saw. Di berbagai kesempatan beliau bersama-istri-istri nabi SAW yang lain mengingatkan umat Islam akan pesan Rasulullah saw agar mengikuti Imam Ali bin Abi Thalib sepeninggal beliau saw. Salah satu perkataan umm salamah adalah “Aku seru kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah . Pada saat ini sepengetahuanku tak ada orang yang lebih baik dari pada Ali bin Abi Thalib”. [32] Istri Rasulullah SAW yang lain ummul mukminin Maimunah juga melakukan seruan yang sama, beliau berkata : “Ikutlah bersama Ali bin Abi Thalib, karena dia tak pernah menyimpang dan tak pernah menyesatkan dan tak pernah mencelakakan siapapun “ kata-kata ummul Mukminin Salamah dan Maimunah ini diucapkan menghadapai kelompok Thalhah dan Zubeir yang mengobarkan perang Jamal terhadap Imam Ali bin Abi Thalib [33]
150.    Salman al Farisy
151.     Salman bin Tsumamah al Ja’fiy
152.    Sammak bin kharsyah
153.    Sa’nah bin ‘Uraidh at Timawiy ia pernah berdialog dengan Muawiyah di madinah, dan dalam dialog disebut, beliau menyebut  nama Imam Ali bin Abi Thalib, dan Muawiyah tesringgung dan merasa kedudukanya direndahkan, sehingga Muawiyah berkata:”Kukira orang ini telah pikun !!!, maka perintahkan kepadanya agar ia pergi !!!” jawab Sa’nah ” Tidak aku tidak pikun, tetapi aku mohon darimu wahai muawiyah, Demi Alloh !!!  tidakkah ada ingat ketika kita sedang duduk dihadapan Rasulullah saw, lalu Ali datang dan beliau menerimanya seraya berasbda : ALLOH MEMERANGI SIAPA YANG MEMERANGIMU (ALI) DAN MEMUSUHI SIAPA YANG MEMUSUHIMU” mendengar itu muawiyah segera memutuskan pembicaraan tersebut dan mengalihkan ke topik lain.
154.  Shabih Maula Ummu Salamah
155.    Shaify bin Rab’iy al Ausiy
156.    Shaleh al Anshariy al Salimiy
157.    Sha’sha’ah dan Shaihan (putra Shauhan) beliau adalah seorang qurra’ dan pernah diusir  dari Iraq sebagai akibat pengaduan  beliau kepada khalifah ke III lantaran pernyataan Said bin Ash yang menyebutkan “ tanah Iraq adalah miik kaum Qurasy”  beliau di usir ke Kuffah bersama para qurra lainya diantaranya : Malik Asytar, Zaid, Syuraih bin Aufi, Hurqush bin Zuhair, Zaid, Jundab bin Zuhair, Ka’ab bin Abada, Adi bin Hatim, Kinam bin Hadzri, Malik bin Habib, Qais bin Utharud, Ziyad bin Hafsah, Yazid bin Qais [34] dalam perang Jamal beliau bertindak sebagai utusan Imam Ali yang mengajak berdamai Thalha dan Zubair. Beliau pula yang menjadi utusan damai kepada Muawiyyah menjelang perang shiffin. Diberbagai kesempatan beliau  mengingatkan klan Rabiah, Hamdan, Bani Abdul Qais dan Khuza’ah agar tetap setia mengikuti perintah Rasulullah saw dengan mengikuti Imam Ali, beliau pernah atas sikap klan Abdul Qais yang  memilih Ahlul Ba’it, beliau berkata : “ketika kemurtadan sudah merajalela, kalian tetap menjunjung tinggi agama. Dan ketika sebagian orang ramai-ramai mendukung Thalha, Zubeir dan Abdullah bin Wahab Rasibi, kalian justru menyatakan bahwa :”Kami mengikuti Ahlul Ba’it dan melalui Ahlul Bait itulah Allah menurunkan rahmat dan barakah-Nya keapad Kami “ semoga Allah menurunkan rahmat dan barakahnya kepada kalian”  [35]
158.   Sinan bin Syaf’alah al Alusiy, beliau yang meriwayatkan bahwa sabda Nabi saw bersabda : Telah disampaikan oleh Jibril kepadaku bahwa ALLAH       swt- ketika menggawinkan Fatimah dengan Ali- telah memerintahkan kepada Ridwan agar  memerintahkan kepada pohon thuba untuk berdaun sebanyak bilangan parapecinta ahlul  ba’it” (hadis ini dikeluarkan darinya oleh Abu Musa sebagaimana tercantum dalam biografi  Sinan dalam buku al Ishabah)
159.    Suhail bin Amr al Anshariy
160.    Sulaiman bin Hasyim al Mirqal az Zuhriy
161.    Sulaiman bin Shard al Khuza’iy,  beliau yang bertekad sangat kuat untuk menuntut balas atas kematian imam Husain  sehingga beliaupun syahid
162. Sufyan bin Hani bin Jubair al Jaisyaniy
163.    Suwaid bin Ghaflah al Ja’fiy
164.    Syaiban bin Muhrits
165.    Syarahil bin Murrahal Hamadaniy, Ibn as Sakan, Ibn Syahin, Ibn Gani dan Ath Thabraniy meriwayatkan darinya bahwa ia  pernah mendengar Rasulullah saw bersabda kepada Ali : “Bergembiralah, wahai Ali: hidup dan amtimu bersama-sama aku” . Keterangan tersebut tercantum dalam kitab al Ishabah.
166.   Syuraih bin Hani bin Yazid al Haritsiy beliau adalah komandan pasukan Imam Ali  yang membawahi 400 pasukan.
167.    Tamam bin Abbas bin Abdul Muthalib al Hasyimi
168.    Thahir bin Abi Halah at Tamimiy.
169.   Tharif bin Aban al Anmariy
170.    Tsabit bin Qais bin Khuthaim Azh Zhafariy
171.    Tsabit bin Ubaid al Anshariy
172.    Tsa’labah bin Qaizhiy bin Shakir al Anshary
173.    Ubaid bin Azib
174.    Ubaid bin At Tayyihan (Atik al Anshariy)
175.    Ubaidullah bin Abbas bin Abdul Muththalib
176.    Uba’idah bin Amr as Samaniy
177.    Ubaidullah bin Naufal bin Harits bin Abdul Muththalib
178.    Ubaidullah bin Suhail al Anshariy an Nubaity
179.    Umarah bin Hamzah bin Abdul Muththalib
180.    Ubay bin ka’ab beliau adalah pemuka para pembaca Al Qur’an (qurra’),  Ibn Syuhnah menyebutkan dalam Tarikhnya bahwa beliau berasama imam Ali menolak berbai’at kepada Abu bakar ra.
181.    Umarah bin Syihab ats Tsauriy
182.   Umru -ul Qais bin Abis al Kindiy
183.    Uqbah bin Amr bin Tsa’labah al Anshary
184. Urwah bin Malik al Aslamiy   beliau adalah salah satu darai beberapa oramg dari Klan Aslam yang beroleh pujian dari Imam Ali bin Abi Thalib
185.    Urwah bin Syifaf bin Syuraih ath Thai-iy beliau turut berperang melawan kaum khawarij, dan beliau mendengar Ibahwa Imam Ali bin Abi Thalib as berkata : “Tak kan selamat dari mereka sepuluh orang dan takkan terbunih dari kita sepuluh orang”  dan sejarah mencatat taksiran Imam itu tepat.
186.   Urwah bin Zaid Khalil
187.    Urwah bin Nimran bin Fadhfadh bin Amr al Muradiy al Uthaifiy beliau adalah ayah dari Hani yang syahid dalam membela Muslim bin Aqil utusan imam Husain as.
188.  Usaid bin Tsa’labah al Anshariy,   beliau adalah seorang veteran perang Badr.
189.    Utbah bin Abi Lahab
190.   Utbah bin Daghl ats Tsa’labiy
191.    Utsman bin Hunaif al Anshariy beliau pernah ditunjuk Imam Ali sebagai penguasa Bashrah, pada saat krisis Jamal beliau menunjuk Abu al Aswad dan Imran bin Husain sebagai komisi damai menemui Pasukan Jamal yang hendak menyerbu Bashrah.
192.    Uwais bin Amir al Qaraniy, beliau seorang tabi’in terkemuka yang pernah dinubuatkan Rasulullah saw. Ia memeluk agama Islam pada masa hidup Rasulullah tetapi tidak berjumpa dengan beliau. Ibn Hajar menyebutkan dalam bagian III bukunya, Al Ishabah. Beliau dikenal sebagai salah satu panglima dari pasukan Imam Ali bin Abi Thalib
193.   Wad’ah bin Abi Zaid al Anshariy
194.    Wahb (Abu Juhaifah) bin Abdullah as Siwaiy
195.    Walid bin Jabir bin Zhalim ath Thaiy
196.    Ya’ la bin Hamzah bin Abdul Muththalib al Hasyimi
197.    Ya’la bin Umair an Nahdiy
198.    Yazid bin Hautsarah al Anshary
199.    Yazid bin Nuwairah  al Anshariy
200.    Yazid bin Thu’mah al Anshary
201.    Zaid bin Arqam al Khazrajiy
202.    Zaid bin Aslam al Balawiy
203.    Zaid bin Hubaisy al Asadiy
204.    Zaid Binjariah al Anshariy
205.    Zaid bin Syurahil al Anshariy
206.    Zaid bin Wahab al Juhany
207.    Zhalim (Abu al Aswad) bin Amr ad Du-aliy
208.    Ziyad bin Mathraf, Beliau yang diambil riwayatnya oleh al Barudiy, Ibn Jarir dan Ibn Syahin, sebagimana tersebut dalam kitab al ishanah Ibn Hajar. Beliau berkata: “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda : “Barangsiapa ingin hidup seperti hidupku dan mati seperti matiku serta masuk surga, maka hendaknya ia memperwalikan Ali dan keturunannya sepeninggalku
209.  Zuhair (Abu Zaenab) bin Harits bin ‘Auf.
Demikian uraian tentang nama-nama para syi’ah awal yang dikumpulkan dalam kitab al Fushul al Muhimmah  yang diambil dari sumber utama kitab al Ishabah. Memperhatikan nama-nama diatas,  banyak ditemukan figure-figur sahabat dengan kredibilitas moral dan loyalitas kepada Islam yang sangat tinggi,  Timbul satu pertanyaan :
1.    Mengapa para sahabat-sahabat mulia ini berpihak kepada Imam Ali bin Abi Thalib dan menolak (lebih tepatnya menunda) berbai’at  kepada hasil-hasil  saqifah dan kemudian meneruskan kesetianya kepada Imam Ahlul Ba’it lainya sepeninggal Imam Ali ?
2.    Apakah kesetiannya ini adalah hasil dari ijtihad (sebagaimana sebagian besar mayoritas memiliki pandangan seperti ini) yang didorong oleh faktor-faktor hubungan emosional persahabatan, pertemanan dan kekrabatan ?
3.    Ataukah kesetian tersebut sepenuhnya bermotif politik kekuasaan, karena para sahabat diatas satu pandangan dengan Imam Ali bin Abi Thalib ? Sebagaimana kita temukan dari bentuk-bentuk pragmatisme politik pada masa modern ini ?
4.    Ataukah motif sahabat mengikuti Imam Ali tersebut adalah manifestasi dari pola-pola pergiliran kekuasaan pada waktu itu, yang umumnya kekuasaan bersifat  monarkhis, dilimpahkan dari keturunan berikutnya ?
5.    Ataukah motif-motif sahabat mengikuti Imam Ali bin Abi Thalib dan  ahlul ba’it didasarkan motif idiologis yang trenasenden dan spiritual ?
Pada tulisan ke 4  kami akan mencoba melacak latar belakang dari sikap para sahabat yang ditulis di atas  dalam judul : WASIAT NABI saw DALAM SAMBUTAN YANG SEPI  (Landasan Syi’ah dalam periwayatan Ahlu Sunnah 4). Sebagai kelanjutan dari tulisan ke 2 ini kami memilih untuk membahas  PARA PEWARIS SABDA NABI saw DALAM KUMPULAN HADIS SUNNI (Landasan Syi’ah dalam periwayatan Ahlu Sunnah 3)….
Wallahu ‘alam bhi showab.
[1] Artikel sebelumnya berjudul, “Rasulullah Pendiri Madzhab Syi’ah, Tinjauan Normatif mengapa memilih Madzhab Syi’ah (Landasan Syi’ah dalam Periwayatan Ahlu Sunnah) dimuat diblog Madzhab Cinta : http// lenteralangit.wordpress.com
[2] Doktrin mendasar dari syi’ah adalah, adanya wasiat Rasulullah yang memerintahkan umatnya bahwa pasca beliau saw umat agar berpegang teguh kepada Al Qur’an dan Ahlul Ba’it dan Itrah Rasulullah, akan dibahas kemudian pada tulisan ke tiga.
[3] S.H.M Jafri mencoba melacak keberadaan syi’ah awal melalui study komparatif , dengan melacak dari sumber  sejahrawan ahlu sunnah dan syi’ah, hasilnya ia tuliskan dalam buku “Origin and Early Development of Shi’a Islam”.
[4] meriwayatkan dalam kitabnya HIlayah al Awliya
[5] Rujuk ke  Tarikh Ya’qubi, II hal 126,  Tarikh Baladzuri I hal 588, Thabari,  Ibn Abi Al Hadid menyebutkan dalam juz II hal 50.
[6] Untuk melihat secara detail sahabat-sahabat senior yang menolak berbai’at kepada hasil pemilihan sepihak di saqifah dapat dilihat di Tarikh Ya’qubi juz II, Tarikh Baladzuri juz I hal 588, Kitab Syarh Nahj al Balaghah karya Ibn Abil Hadid juz II hal 50. al Mawaqif karya Fakhrurazi, kitab Raudhah al shafi karya Muhammad Khawan Syah. Kami mengutip dari Abdil Barr dalam kitabnya al Isti’ab,  ia menceritakan: Sa’ad bin Ubadah, sekelompok khazraj  dan Quraisy tidak  berba’iat  kepada Abu Bakar , delapan belas tokoh juga menolak untuk berbai’at. Mereka adalah para pengikut Ali bin Abi Thalib diantaranya :  Salman al Farisi, Abu Dzar al Ghifari, Miqdad  bin Aswad al Kindi, Ubay bin Ka’ab,  Ammar bin Yasir, Khalid bin Said bin Ash, Buraidah al Aslami, Khizaimah bin Tsabit, Abu Haitsam bin Taihan, Sahal bin HUnaif, Ustman bin Hunaif, Abu Ayyub al Anshari, Jabir bin Abdullah al Anshari, Hudzaifah al Yaman, Sa’ad bin Ubaidah, Qais bin Sa’ad Abdullah bin Abbas dan Zaid bin Arqam.
[7] Biografi  lebih detail silahkan rujuk ke Ibn Sa’ad, Isti’ab. Kami  hanya menulis secara sekilas.
[8] Bakal terjadinya perang Jamal, Perang Shifin dan Perang Nahrawan  dikabarkan pula oleh Rasulullah saw, beliau saw mengabarkan  bahwa Ali bin Abi Thalib  akan mengalami peperangan melawan kelompok yang disebut  Rasulullah saw sebagai kelompok al Nakitsin (pada perang jamal menghadapi Thalha dan Zubeir), kelompok al Qasithin (pada perang shifin menghadapi Muawiyah dan Amru bin ‘Ash) serta al Mariqin (pada perang nahrawan  menghadapi Khawarij) dan Rasulullah saw memerintahkan para sahabat agar membantu Ali bin Abi Thalib.  Kalangan ulama Ahlu Sunnah banyak yang meriwayatkan hadis ini, salah satunya adalah al Nasa’ dalam kitabnya al Khasha’ish hal 40 dengan sanad bersambung ke Abu Sa’id al Khudry.
[9] Keterlibatan Abu Hurairah bersama Busr bin Artha’ah yang kejam dalam aksi pembunuhan dan penghacuran rumah-rumah para pecinta ahlul ba’it dan Imam Ali ini dituliskan dalam  Tarikh al Thabari. Ibnu al Atsir dalam al Kamil  Ibnu abi al Hadid dalam syarh Nahj al Balaghah. .
[10] Ibn ‘Abdil Barr pada Riwayat hidup Ali bin Abi Thalib ra, Kitab al Isti’ab, Peritiwa peperangan antara Imam Ali bin Abi Thalib kw telah diberitahukan oleh Rasulullah saw, beliau menyebutkan dalam hadis yang panjang dan beliau Rasulullah saw memerintahkan untuk memerangi kelompok-kelompok penentang Imam Alli bin Abi Thalib, Rasulullah menyebut kelompok-kelompok penentang ini dengan kelompok al Nakitsin, al Qasithin dan al Mariqin, selebihnya silahkan merujuk ke al Jawzi dalam kitab al Tadzkirah,  al Qandawizy Kitab Yanabi’ al Mawaddah,  Abdurrahman al Nasa’iy dalam al Khasha’ish , Muhammad bin Thalhah al ‘Adawy  Kitab Mathalib al Sa’il, Al Kanji al Syafi’I dalam kitab Kifayah al Thalib
[11] Hadis Rasulullah saw ini sangat banyak diriwayatkan dalam kompilasi hadis dikalangan Ahlu sunnah. Ibnu Hajar meriwayatkan dalam al Ishabah juz VII hlm 168  yang dikeluarkan oleh Abu Ahmad  dan Ibnu Munaddah yang bersumber dari Ishaq bin Basyar al Asadi dari Khalid bin al Harits dari hasan dari Abu Laila al Ghafariyah. Disebutkan pula oleh Ibnu Abdul Barr dalam kitab  al Isti’ab juz II hlm 657. Ibnu Atsir menyebutkan dalam kitab Usd al Ghabah juz V  diriwayatkan pula dalam kitab  Majma’ al Zawa’id juz IX hlm 102 dari Abu Dzar al Ghifari  dan Salman.  Thabrani dan al Bazzar meriwayatkan dari Abu Dzar, disebutkan pula oleh al Manawi dalam kitab Faidh al Qadir  juz IV hlm 358. Al Mutaqimenyebut dalam kitab nya Kanzul al Ummal  juz VI hlm 156.  al Muhib al Thabari menyebutkan dalam Riyadh al Nadhirah  juz II hlm 155 dan lain sebagainya
[12] Musnad Ahmad 2/161 no 6499 , Al Bukhari berkata dalam Tarikh Al Kabir juz 8 no 3557 dan masih banyak lagi.
[13] Ammar berasal dari klan Arab Selatan, dialog ini dapat disimak di kitabnya Thabari juz I hal 2785.
[14] Lihat di Thabari juz I hal 2786
[15]  lihat di kitab Khuthath al Syam, kitab yang ditulis oleh Profesor Muhammad kurdi Ali yang atas perintah Lembaga milik ahlu sunnah wal jama’ah  al Majma’ al Ilmi al; Arabi  untuk melakukan penelitian tentang syi’ah.
[16] Ibnu Hajar meriwayatkan dalam al Ishabah juz VII hlm 168
[17] Lihat hasil penelitian ulama-ulama ahlu sunnah yang dibukukan dalam kitab khutath al syam juz 5 hlm 251-256.
[18] Yang tercatat dalam  Shahih Bukhari pada bagian akhir bab Perang Khaibar, disebutkan bahwa yang menolak berbai’at diantaranya adalah Salman al Farisi, Abu Dzar al Ghifari, Miqdad  bin Aswad al Kindi, Ubay bin Ka’ab,  Ammar bin Yasir, Khalid bin Said bin Ash, Buraidah al Aslami, Khizaimah bin Tsabit, Abu Haitsam bin Taihan, Sahal bin HUnaif, Ustman bin Hunaif, Abu Ayyub al Anshari, Jabir bin Abdullah al Anshari, Hudzaifah al Yaman, Sa’ad bin Ubaidah, Qais bin Sa’ad Abdullah bin Abbas dan Zaid bin Arqam. Nama-nama tersebut ditulis dalam Sahih Muslim pada bagian Jihad Bab “Sabda Rasulullah saw, Kami (para Nabi) tidak diwarisi) diceritakan mengenai penolakan kepada Abu Bakar ra dengan sanad samapi Um al Mukminin ‘Asyah ra. Lihat pula di  kitab al Mawaqif karya Fakhrurrazi, kitab  Raudhah al Shafi  karya Muhammad Khawan Syah, Kitab al Isti’ab karya Abdil Barr.
[19] pemakaman Imam Ali bin Abi Thalib secara Rahasia dapat dilihat di Maqtal al Imam Amir al Mu’minin  hal 79
[20] Ancaman tersebut dapat dilihat di kitab al Imamah was siyasah
[22] Lihat di Tarjamat al Imam al Husayn karya Ibn Sa’ad hal 149.
[23] Pembunuhan itu diceritakan dalam  kitab Ansyab al Asyraf  jill II hal 367
[24] Peristiwa wafatnya Abdullah bin Mas’ud sebagai akibat tindakan keras khalifah ke III diceritakan dalam kitab Ansyab al Asyraf Jil V hal 31, 36, 37. Ibn Abil Hadid menuliskan dalam Syarah Nahj al Balghah Jil III hal 42 dan 43.
[25] History of Caliphs karya Rasul Ja’fariyan hal 385
[26] Tarikh Ya’qubi juz II hal 179
[27 Lihat surat menyurat antara Muhammad bin Abu Bakar dengan Muawiyyah di Murur adz dzahab juiz III hal 20.
[28] Kitab  Waqa’at Shiffin hal 118-119.
[29] Kitab Ansab al Asyraf jil II hak 249, diriwayatkan pula dalam kitab al isti’ab jilid 1 hal 235, Tarikh al Thabari jilid 4 hal 79, Ibnu Katsir jilid III hal 180, Ibnu Khaldun jilid 2 hal 182
[30] Musnad Ahmad jil 6 hal 34, 38
[31] Kitab al Gharat, jil 1 hal 276-289
[32] Kitab al Futuh  jil II hal 284
[33] Kitab al Mu’jam al Kabir  jil XXIV hal 10 dan kitab al Majma’ az zawa’id jil IX hal 135
[34] ibid
[35]  Kitab Ansyab al Asyraf jil IV hal 39-43.